Minggu, 09 Desember 2012

BAN RAFTING

BAN RAFTING
Ban Rafting istilah populernya Tubing (juga dikenal sebagai tabung batin, "tabung bumper" atau bahkan toobing) adalah kegiatan rekreasi di mana seorang individu naik di atas sebuah ban dalam, baik di atas air, salju, atau melalui udara. Tabung sendiri juga dikenal sebagai "donat" atau "biskuit" karena bentuknya.




Sungai Tuntang merupakan out put dari danau Rawa Pening yang terletak di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Sungai Tuntang  memiliki banyak fungsi diantaranya untuk irigasi, perikanan, PLTA dan wisata. 


Sungai Tuntang yang memiliki debit air yang cukup deras sangat layak untuk digunakan untuk olahraga pemicu adrenalin, salah satunya ialah Ban Rafting (Tubing). Tidak menutup kemungkinan juga bisa digunakan untuk olah raga rafting, canoeing, kayaking. 




03 Juni 2012

Pagi itu langit di Kota Salatiga begitu cerah, saya beserta tim melakukan persiapan untuk mencoba derasnya aliran sungai tuntang. Setelah semua perlengkapan sudah tercover, kami segera berangkat menuju Dusun Kunci Putih, Desa Jati Runggo, Kec. Pring Apus, Kab. Semarang. 


Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 km, akhirnya kami tiba di Base Camp Dusun Kunci Putih. Disini kami istirahat sejenak sekalian ramah tamah dengan salah satu penduduk yang merelakan rumahnya untuk dijadikan base camp/pos.


Tepat pukul 11.30 WIB kami menuju lokasi pengarungan yang jaraknya tidak jauh dari base camp. Dengan menggendong ban dalam truk yang lumayan berat akhirnya sampai juga di DAS sungai Tuntang yang kebetulan lokasinya di bawah bendungan PLTA. Rasa lelah dan capek setelah menggendong ban dalam truk yang berat itu sepontan hilang karena melihat derasnya aliran sungai Tuntang. Perlahan kami mulai merakit ban-ban dengan menggunakan tali webbing (tali pita terbuat dari bahan nilon bisa kita jumpai di gerai-gerai adventure), rakitpun selesai dan siap di coba.

Dengan mengenakan pelampung di dada, dayung kayu di tangan, helm dan perahu rakitan dari ban dalam kami mencoba potensi sungai Tuntang. Sejenak kami kelihatan amatir, tapi memang sebenarnya kami belum profesional untuk urusan olah raga yang satu ini. Tetapi kami tetap memegang teguh prinsip safety prosedur dan tidak ceroboh, sehingga kami kelihatan profesional.


Pengarungan dimulai, dengan mengayuhkan dayung berjalanlah rakit ban dalam ini, satu per satu jeram sudah berhasil dilalui, berarti jeram-jeram yang sudah menunggu di depan sana. Setelah terhanyut dan terombang-ambing oleh derasnya arus selama kurang lebih 15 menit akhirnya tim penyelamat melemparkan throwbag (ban dalam dengan ukuran kecil yang di ikat dengan tali webbing), pertanda pengarungan sudah selesai. Kami segera menuju ke tepian sungai untuk bergantian dengan tim lain.



Sungguh potensi yang luar biasa untuk memompa adrenalin kami, jeram-jeram yang lumayan besar namun aman. Sangat cocok untuk dijadikan sarana untuk melepas rasa penat setelah 6 hari di dalam ruangan yang ber AC dengan meja yang dipenuhi tumpukan kertas dan LCD monitor.




Setelah seharian berjibaku dengan sungai dengan hati yang senang dan pikiran yang fresh akhirnya kami bergegas meninggalkan jeram-jeram ini dan menuju ke base camp. Sesampainya di base camp hidangan-hidangan sudah menghiasi lantai yang dibalut dengan karpet. Kalau sudah begini mau gimana lagi, terpaksa ambil antrian paling di depan, keburu habis. Hehehehe.. Makan On The Floor (JLO bilang seperti itu) alias lesehan.



Matahari sudah berada di barat dengan cahayanya yang jingga, pertanda waktunya pulang, kami bergegas berpamitan dengan pemilik base camp dan meninggalkan dusun ini menuju salatiga. Disepanjang perjalanan timbul harapan supaya dinas terkait bisa mengoptimalkan potensi di sungai Tuntang dengan sebaik-baiknya.
 

2 komentar:

  1. Kami dari desa Sambirejo sekarang sedang gencar menggarap tube Rafting mas.. Kami mengharapkan masukkan saran dan kritik anda dari panjenengan semua , kalau mau berkunjung bisa hubungi kami di 08990758372

    BalasHapus
  2. Mas gardawi ternyata sudah masuk..

    BalasHapus