BAN RAFTING
Ban Rafting istilah populernya Tubing (juga dikenal sebagai
tabung batin, "tabung bumper" atau bahkan toobing) adalah
kegiatan rekreasi di mana seorang individu naik di atas sebuah ban dalam, baik di atas air, salju, atau melalui udara. Tabung sendiri
juga dikenal sebagai "donat" atau "biskuit" karena
bentuknya.
Sungai Tuntang merupakan out put dari danau Rawa Pening yang
terletak di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Sungai Tuntang memiliki banyak fungsi diantaranya untuk
irigasi, perikanan, PLTA dan wisata.
Sungai Tuntang yang memiliki debit air yang cukup deras
sangat layak untuk digunakan untuk olahraga pemicu adrenalin, salah satunya
ialah Ban Rafting (Tubing). Tidak menutup kemungkinan juga bisa digunakan untuk
olah raga rafting, canoeing, kayaking.
03 Juni 2012
Pagi itu langit di Kota Salatiga begitu cerah, saya beserta
tim melakukan persiapan untuk mencoba derasnya aliran sungai tuntang. Setelah
semua perlengkapan sudah tercover, kami segera berangkat menuju Dusun Kunci
Putih, Desa Jati Runggo, Kec. Pring Apus, Kab. Semarang.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 km, akhirnya kami tiba
di Base Camp Dusun Kunci Putih. Disini kami istirahat sejenak sekalian ramah
tamah dengan salah satu penduduk yang merelakan rumahnya untuk dijadikan base
camp/pos.
Tepat pukul 11.30 WIB
kami menuju lokasi pengarungan yang jaraknya tidak jauh dari base camp. Dengan
menggendong ban dalam truk yang lumayan berat akhirnya sampai juga di DAS
sungai Tuntang yang kebetulan lokasinya di bawah bendungan PLTA. Rasa lelah dan
capek setelah menggendong ban dalam truk yang berat itu sepontan hilang karena melihat
derasnya aliran sungai Tuntang. Perlahan kami mulai merakit ban-ban dengan
menggunakan tali webbing (tali pita terbuat dari bahan nilon bisa kita jumpai
di gerai-gerai adventure), rakitpun selesai dan siap di coba.
Dengan mengenakan pelampung di dada, dayung kayu di tangan,
helm dan perahu rakitan dari ban dalam kami mencoba potensi sungai Tuntang.
Sejenak kami kelihatan amatir, tapi memang sebenarnya kami belum profesional
untuk urusan olah raga yang satu ini. Tetapi kami tetap memegang teguh prinsip
safety prosedur dan tidak ceroboh, sehingga kami kelihatan profesional.
Pengarungan dimulai, dengan mengayuhkan dayung berjalanlah
rakit ban dalam ini, satu per satu jeram sudah berhasil dilalui, berarti
jeram-jeram yang sudah menunggu di depan sana. Setelah terhanyut dan
terombang-ambing oleh derasnya arus selama kurang lebih 15 menit akhirnya tim
penyelamat melemparkan throwbag (ban dalam dengan ukuran kecil yang di
ikat dengan tali webbing), pertanda pengarungan sudah selesai. Kami segera
menuju ke tepian sungai untuk bergantian dengan tim lain.
Sungguh potensi yang luar biasa untuk memompa adrenalin kami,
jeram-jeram yang lumayan besar namun aman. Sangat cocok untuk dijadikan sarana
untuk melepas rasa penat setelah 6 hari di dalam ruangan yang ber AC dengan
meja yang dipenuhi tumpukan kertas dan LCD monitor.
Setelah seharian berjibaku dengan sungai dengan hati yang
senang dan pikiran yang fresh akhirnya kami bergegas meninggalkan jeram-jeram
ini dan menuju ke base camp. Sesampainya di base camp hidangan-hidangan sudah
menghiasi lantai yang dibalut dengan karpet. Kalau sudah begini mau gimana
lagi, terpaksa ambil antrian paling di depan, keburu habis. Hehehehe.. Makan On
The Floor (JLO bilang seperti itu) alias lesehan.
Matahari sudah berada di barat dengan cahayanya yang jingga,
pertanda waktunya pulang, kami bergegas berpamitan dengan pemilik base camp dan
meninggalkan dusun ini menuju salatiga. Disepanjang perjalanan timbul harapan
supaya dinas terkait bisa mengoptimalkan potensi di sungai Tuntang dengan
sebaik-baiknya.
Kami dari desa Sambirejo sekarang sedang gencar menggarap tube Rafting mas.. Kami mengharapkan masukkan saran dan kritik anda dari panjenengan semua , kalau mau berkunjung bisa hubungi kami di 08990758372
BalasHapusMas gardawi ternyata sudah masuk..
BalasHapus